# IMG
Sejarah Ringkas Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq
Assalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi (B&B) yang berbahagia. Sebelumnya Marilah bersama2 kita
panjatkan Puji Syukur kita hanya Kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Nikmat dan Karunia Nya yang mana Alhamdulillahi Robbil 'Alamin
khususnya Ane pada saat ini masih diberikan kesempatan untuk bisa
Berbagi dan Bersilaturahmi melalui Blog sederhana ini, Sholawat serta
Salam mudah2an senantiaasa tercurah limpahkan kepada Junjunan kita
tercinta baginda Nabi Muhammad SAW, Beserta kepada Para Keluarga,
Para Sahabat, dan Seluruh Pengikut setia Nya hingga Akhir Zaman, Amin Ya
Robbal 'alamin.
Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi (B&B) yang di Rahmati Allah SWT, Bagi Seluruh
Umat islam didunia ini, Tentunya siapa sih yang tidak pernah mendengar
nama "Abu Bakar Ash-Shiddiq". Beliau adalah salah satu dari sahabat
Nabi yang dimuliakan Rasulullah SAW, salah satu diantara Khulafa-ur
Rasyidin (Sahabat nabi yang pernah ditunjuk untuk memimpin umat islam)
setelah Nabi Muhammad SAW wafat, dan salah satu juga dari golongan
Assabiqunal Awwalun (Golongan orang terdahulu yang masuk atau memeluk
agama islam). Awal mula ane Memposting artikel ini adalah karena
kebetulan ane sedang membuat makalah tentang sahabat-sahabat nabi yang
insya Alloh akan digunakan sebagai bahan materi pesantren kilat liburan
Semester satu yang diselenggarakan pada tanggal 29 s.d 5
Desember 2014 di Masjid Agung Buahbatu Kota Bandung, dengan tujuan untuk
mengisi kegiatan liburan Semester awal ditahun 2014.
Sengaja Ane Share di Blog sederhana
ini dengan tujuan untuk mempermudah bagi setiap peserta SANLAT atau bagi
siapa saja yang kebetulan membutuhkannya, Baiklah untuk mempersingkat
waktu, hehehehehehe........ Kita langsung saja meluncur, Mudah2an
artikel yang ane posting ini bermanfa'at dan tak lupa ane mohon maaf yang
sebesar2nya bila didalam artikel ini terdapat banyak kekurangan atau kesalahan. Maklum ane pun masih dalam tahap belajar, hehehe... Baiklah kita mulai saja
Artikel ini dengan mengucapkan Basmalah dan senantiyasa memohon
perlindungan kepada Allah SWT dari godaan Syetan dan ilmu yang tidak
bermanfaat dan menyesatkan.
"SEKILAS TENTANG ABU BAKAR ASH-SIDDIQ"
Abu
Bakar Ash-Siddiq adalah salah satu sahabat nabi yg bernama lengkap "Abu
Bakar Abdullah, bin Abi Quhafah, bin Utsman, bin Amir, bin Mas'ud Taim,
bin Murrah, bin Ka'ab, bin Lu'ay, bin Ghalib, bin Fihr At-Taiman
Al-Quraisy. Dilahirkan pada tahun 573M (Tiga tahun lebih muda dari
Rasullullah SAW), Ayahnya bernama Utsman (Abu Kuhafah), bin Amir, bin
Ka'ab, berasal dari suku Quraisy. Sedangkan ibunya bernama Ummu
Al-Khair Salamah binti Sahr, bin Ka'ab, bin Sa'ad, bin Taym, bin Murrah.
Garis keturunannya bertemu pada neneknya, yaitu Ka'ab bin Sa'ad. Pada
masa jahiliyyah Abu Bakar Ash-Shiddiq barnama Abdul Ka'ab, lalu kemudian
diganti oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah Kuniyahya Abu Bakar. Beliau dijuluki kuniyah Abu Bakar kerena dipagi-pagi sekali beliau telah
masuk Islam. Beliau diberi gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan) karena
selalu dengan segera membenarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam hal
dan peristiwa, terutama pada peristiwa Isra' Mi'raj yang pada saat itu
banyak sekali orang tidak percaya pada peristiwa tersebut.
Perihal
Segi Fisikal Abu Bakar Ash-Shiddiq, Menurut riwayat dari putrinya,
Siti Aisyah R.A (Ummul Mukminin & Istri Rasulullah SAW) bahwa Abu
Bakar Ash-Shiddiq berkulit putih, badannya kurus, pipinya tipis, mukanya
kurus, matanya cekung, dan berkening lebar. Sedangkan
perihal ahlaknya, menurut Ibnu Hisyam beliau terkenal sebagai seorang
pemurah, ramah, dermawan, tegas, pandai bergaul dan suka menolong.
Abu
Bakar merupakan salah satu dari golongan orang yang pertama masuk Islam
ketika Islam mulai didakwahkan Rasulullah SAW. Baginya, tidaklah sulit
untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dikarenakan
sejak kecil, ia telah mengenal kepribadian, keagungan, dan akhlaqul
karimah pada diri nabi Muhammad SAW. Setelah Abu Bakar masuk Islam, ia
tidak segan2 untuk mempertaruhkan segenap jiwa, raga, dan harta bendanya
untuk Islam. Tercatat dalam sejarah, dia pernah membela mati-matian
nabi tatkala nabi disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasulullah SAW berhijrah,
setia dan berani dalam setiap peperangan islam, juga membantu kaum yang
lemah dan memerdekakannya (diantara budak yang dimerdekakannya adalah
Bilal bin Rabah) dan masih banyak lagi akhlaq terpuji Abu Bakar lainnya yang tidak mungkin bisa dituliskan secara lengkap dalam artikel
ini, karena sesuai dengan judulnya, ini hanya sejarah ringkasnya saja,
hehehehe........ Okeee.... Kita lanjut lagi sob...!!??.
Abu Bakar
juga mempunyai sifat sabar, berani, tegas, dan bijaksana. Sehingga
karena kesabaran dan kebijaksanaannya inilah banyak sahabat lain yang
masuk Islam karena ajakannya, seperti: Utsman bin Affan, Abdurrahman bin
Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, Abu
Ubaidah bin Jarrah, Abdullah bin Mas'ud, dan Arqom bin Abil Arqom.
Pada
saat peperangan di Ajnadain negeri syam berlangsung, Abu Bakar
Ash-Shiddiq menderita sakit, Sehingga ia tidak bisa mengikuti peperangan
tersebut. Sebelum Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, Beliau telah berwasiat
kepada para sahabatnya, bahwa khalifah (Pemimpin) pengganti setelah
dirinya adalah Umar bin Khattab, hal ini dilakukan guna menghindari
perpecahan diantara kaum muslimin. Beberapa saat setelah Abu Bakar
wafat, para sahabat langsung mengadakan musyawarah untuk menentukan
khalifah selanjutnya. telah disepakati dengan bulat oleh umat Islam
bahwa Umar bin Khattab yang akan menjabat sebagai khalifah kedua setelah
Abu Bakar, piagam penetapan itu ditulis oleh Abu Bakar sebelum wafat.
Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari (632 – 634 M), Khalifah Abu
Bakar wafat pada tanggal 21 jumadil Akhir tahun 13 H (22 Agustus 6034
M).
"PROSES PERALIHAN KHALIFAH / KEPEMIMPINAN ISLAM DARI ROSULULLAH SAW KEPADA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Berita
kewafatan Rasulullah SAW sangat menggemparkan umat islam saat itu,
Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai berita itu. Karena dalam
shalat shubuh sebelum berita wafatnya Rasulullah SAW tersiar, beliau
(Rasulullah SAW) masih hadir di masjid, Berita itu dianggap desas-desus
untuk mengacaukan kaum muslimin. Umar bin Khattab sendiri termasuk salah
seorang yang tidak mempercayai berita wafatnya Rasulullah SAW tersebut.
Ketika Abu Bakar mendengar berita tersebut, Abu Bakar langsung datang
kerumah Rasulullah SAW dan menyaksikan Sendiri Rasulullah SAW telah terbujur
ditunggui oleh Siti Aisyah, Ali bin Abi Thalib serta beberapa orang
kerabat dekat beliau, ucapan Abu Bakar yang keluar ketika melihat jenazah
Rasulullah SAW saat itu adalah:
"Alangkah baiknya anda hidup dan alangkah
baiknya pula ketika anda wafat ya Rasulullah".
Pada saat itu terjadi
sebuah peristiwa besar dimana umat islam dan para sahabat merasa kehilangan
pegangan dan pemimpin, dan menganggap semua itu adalah bencana besar
bagi dunia, bahkan Umar bin Khattab pun sempat berpikiran seperti itu,
Salah satu diantara Sahabat yang masih terlihat sabar, menerima dengan
penuh keikhlasan dan ketawakalan akan kenyataan ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah salah satu dari Sahabat Nabi SAW yang
terhitung paling sabar, tawakal, pandai, pintar, dan dalam dari segi keilmuannya,
sehingga berkat nasihat Abu Bakar Ash-Shidiq pulalah kaum muslimin dan
para sahabat bisa ditenangkan dari peristiwa wafatnya Rasulullah SAW
dengan ucapannya :
"Sesungguhnya Rasulullah SAW bukanlah meninggalkan
umatnya melainkan lebih dahulu pergi menghadap Allah SWT, Rasulullah
adalah seorang manusia biasa yang dikenakan beberapa hukum dan ketentuan
Allah yang berlaku kepada setiap manusia, seperti: Lapar, haus,
mengantuk, sakit, bahkan wapat / kematian".
Begitulah nasihat singkat
Abu Bakar Ash-Shiddiq yang bisa menenangkan hati, menghilangkan kecemasan
para sahabat dan kaum muslimin saat itu, tentunya semua itu tidak tidak
akan terjadi bila tidak ada izin, keridhoan, hidayah, taupik, dan
pertolongan Allah SWT.
Abu Bakar Ash-Shiddiq dibai'at (dilantik /
disyahkan) sebagai Khalifah pertama pada tahun 11 H (632 M). Sepak
terjang dan pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu
Bakar ketika dia diangkat menjadi Khalifah, yang Isi pidatonya antara
lain sebagai berikut:
"Wahai manusia, sungguh aku telah memangku
jabatan yang kamu percayakan, padahal aku bukan orang yang terbaik
diantara kamu, Apabila aku melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah
aku, dan jika aku berbuat salah, luruskan aku. Kebenaran adalah suatu
kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu penghianatan. Orang yang lemah
diantara kamu adalah orang yang kuat bagiku sampai aku memenuhi
hak-haknya, dan orang kuat diantara kamu adalah lemah bagiku hingga aku
mengambil haknya, Insya Allah, Janganlah salah seorang dari kamu
meninggalkan jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan
jihad maka Allah SWT akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah
kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak
menta'ati Allah dan Rasulnya, sekali-kali janganlah kamu mentaatiku.
Dirikanlah shalat, semoga Allah SWT merahmati kamu."
Pidatonya diatas,
menunjukkan garis besar politik dan kebijaksanaan Abu Bakar dalam
pemerintahan. Didalamya terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan
ketaatan rakyat, mewujudkan keadilan, dan mendorong masyarakat
untuk berjihad, serta menjadikan shalat sebagai salah satu bentuk dari keta'atan terhadap
Allah dan Rasulnya.
"MASALAH MASALAH YANG DIHADAPI PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDiQ"
Sebagaimana
kita ketahui bersama, bahwa Islam mulai tersiar sesudah kesepakatan /
perjanjian Al-Hudaibiyah, Jadi enam tahun setelah peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW, yakni setelah Hawazin dan Tsaqif dapat dikalahkan, mulailah banyak
utusan berdatangan mengahadap Rasulullah SAW untuk menyatakan keislaman
mereka. Peristiwa ini terjadi pada tahun kesembilan Hijriyah. Fakta
diatas dapat memberikan kesimpulan bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW
wafat, Agama Islam belum masuk mendalam dan merata pada penduduk Arab.
Diantara mereka ada yang menyatakan masuk Islam tetapi belum mempelajari
ajaran Islam dengan sepenuhnya, Adapula yang masuk islam hanya untuk menghindari
peperangan hanya karena takut dengan kaum muslimin, ada pula yang karena
hanya ingin mendapatkan harta rampasan perang atau kedudukan. Sehingga
setelah Rasulullah SAW wafat bagi orang-orang yang demikian dan yang
lemah imannya, menjadi kesempatan untuk menyatakan terus terang apa yang
tersembunyi dalam hati mereka, lalu menjadi murtadlah mereka. Demikian
juga pada sisi sukuisme orang Arab yang bergitu kental. Islam datang
diturunkan supaya orang hidup dalam satu keluarga besar, yakni keluarga
Islam. Banyak orang Arab yang malihat dan menganggap bahwa agama Islam
telah menjadikan suku Quraisy diatas suku-suku yang lain. Hal tersebut
terbukti dari suku Quraisy yang tetap mempertahankan kekuasaan, pada masa
itu, sehingga menimbulkan bertambah kuatnya gerakan-gerakan orang yang ingin melepaskan diri dari Islam dan
bermunculanlah diantara suku-suku bangsa Arab orang yang mengaku dirinya
Nabi, Diantara orang-orang yang mengaku dirinya Nabi ialah:
Musailimatul Kazzab dari Bani Hanifah, Al-Aswad al-Ansi', Thulaihah ibnu
Khuwailid dari Bani Asad, Adapula golongan yang salah menafsirkan
sejumlah ayat Al-Quran atau salah memahaminya, Diantaranya adalah:
(QS. At-Taubah 103)
"Ambillah sedekah daripada harta mereka, buat pembersihkannya penghapuskan kesalahannya."
(QS al-Mi'raj 24-25)
"Dan
orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, Bagi orang
(miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak
mau meminta).
Meraka mengira bahwa hanya Nabi
Muhammad SAW sajalah yang berhak memungut zakat, karena beliaulah yang
disuruh mengambil zakat pada ayat tersebut. Maka pada situasi yang
demikian Abu Bakar Ash-Shiddiq bersama para sahabat dan kaum muslimin
bermusyawarah untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil dalam
mengatasi permasalahan dan kesulitan ini. Diantara kaum muslimin
ada yang berpendapat bahwa tidak akan memerangi bangsa arab seluruhnya,
Ada pula yang berpendapat bahwa tidak ada suatu alasan untuk memerangi
orang yang tidak mau membayar zakat selama mereka masih tetap dalam
keimanannya (masih percaya kepada Allah, Rasul dan lain-lain) dan ada
pula yang berpendapat harus diperangi demi mendirikan syariat islam
seperti yang telah dicontohkan Rasullah SAW. Dalam keadaan yang sulit
inilah dituntut kebesaran jiwa, ketabahan hati, Kebijaksanaan, serta
ketegasannya Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai Khalifah / Pemimpin. Hingga
akhirnya dengan tegas Abu Bakar menyatakan bahwa beliau akan memerangi
semua golongan yang menyeleweng dari kebenaran, baik yang murtad, yang
mengaku menjadi Nabi ataupun yang tidak mau membayar zakat, sampai
semuanya kembali pada kebenaran dan syariat islam atau beliau gugur
sebagai syahid dalam memperjuangkan agama Allah. Dengan alasan beliau
(Abu Bakar Ash-Shiddiq) tidak akan merubah suatu kebijakan / ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebelumnya. Pada akhirnya Abu
Bakar Ash-Shidiq menyerukan kepada kaum muslim untuk kembali kepada
Ajaran Islam yang benar, bagi orang-orang yang tetap berpegang teguh
dengan kesesatannya maka akan diperangi. Setelah semuanya selesai dan semua masalah teratasi, tanah
Arab pun bersatu kembali dan bertambah kuatlah berpegang teguh kepada
syari'at islam dan ajaran Allah SWT.
Pada saat terjadi pergolakan
ditengah masyarakat arab karena terjadinya beberapa peperangan tersebut,
Bangsa Persia dan Romawi kembali mempunyai harapan dan rencana untuk
menghancurkan agama Islam yang kembali bangkit itu. Bangsa Romawi dan
Persia mendalangi pergolakan ini, serta melindungi orang-orang yang
mengadakan pemberontakan islam . Oleh karena itu, setelah tanah arab kembali
berhasil disatukan, Persiapan pun dilakukan kaum muslimin untuk
berangkat keutara guna menghadapi dua musuh besar yang sedang menunggu
waktu yang baik untuk menghancurkan Islam.
"KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Sebelum
Rasulullah SAW wafat, Sebenarnya beliau telah menyiapkan pasukan
tentara di bawah pimpinan Usamah bin Zaid untuk melawan dua musuh besar
islam itu, Tetapi sebelum tentara Usamah bin Zaid jadi berangkat beliau
Rasulullah wafat. Sebagian diantara para sahabat ada yang
mengusulkan kepada Abu Bakar agar beliau membatalkan pemberangkatan
pasukan tentara
Usamah bin Zaid yang telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW itu dan
dikirim saja untuk memerangi orang-orang yang murtad. Tetapi pada saat
itu,
beliau (Abu Bakar Ash-Shiddiq) menjawab "Demi Allah" saya tidak akan
menurunkan bendera yang telah dipasang didirikan oleh Rasulullah
SAW dan membatalkan suatu perintah yang telah disuruhkan Rasulullah SAW.
disamping itu ada pula sebagian dari sahabat yang mengusulkan agar
melepas Usamah bin Zaid dari jabatannya atau menggantinya dengan orang
lain yang lebih tua dari padanya. Abu Bakar sangat marah saat mendengar
berita itu, Lalu beliau berkata "Saya tidak akan menurunkan /
menggantinya diakarenakan Rasulullah SAW sudah mengangkat dia sebagai
Pemimpin pasukan tentara tersebut". Maka setelah mendengar keputusan
dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, berangkatlah pasukan tentara
itu menyerang benteng musuh dan kembali ke Madinah dengan membawa
kemenangan dibawah pimpinan pasukan Usamah bin Zaid (Sesungguhnya
Rasulullah SAW telah lebih dulu diberi tahu untuk sesuatu yang baik untuk
agama islam dan umatnya). Dan berikut ini adalah diantara ringkasan
pesan-pesan
Abu Bakar Ash-Shidiq kepada para prajurit yang akan berangkat berperang yang
diucapkan Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penuh kebijaksanaannya "jangan kamu khianat,
janganlah kamu durhaka, janganlah kamu aniaya, janganlah membunuh
anak-anak kecil dan orang tua. jangan ,merusak pohon yang berbuah,
membunuh binatang kambing, unta, dan lembu kecuali untuk dimakan
dagingnya".
Setelah Rasulullah SAW wafat, muncullah beberapa
kesulitan-kesulitan yang dihadapi umat islam yang pada saat itu dibawah
kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, diantara yang paling pentingnya
adalah: Menghadapi orang-orang yang mengaku Nabi, menghadapi orang-orang
Murtad, Menghadapi orang-orang yang ingin merusak dan memecah belah islam dan orang-orang
yang tidak mau membayar Zakat.
"PENUMPASAN NABI PALSU PADA MASA KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Pada
masa kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, ada empat orang yang mengaku
dirinya sebagai Nabi, Padahal islam mengajarkan dan menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi Akhirul zaman, Jadi sangat mustahil akan ada nabi lagi setelah beliau, Keempat orang yang mengaku Nabi itu adalah
nabi palsu, yaitu:
- Musailamah Al-Kazab dari bani hanifah di yamamah,
- Sajah Tamimiyah dari bani tamim,
- Al Aswad Al Anshi dari yaman,
- Tulaihah bin Khuwailid dari bani saddi Nejed.
Adanya
Nabi-Nabi palsu ini pasti akan membahayakan kehidupan agama dan
syari'at islam, oleh karena itu Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
menugaskan pasukan islam untuk menumpas mereka dan pengikut-pengikutnya,
Penumpasan itu berhasil dengan gemilang dibawah pimpinan panglima
perang pasukan islam Khalid bin Walid. Musailamah dibunuh oleh Washy, Al Aswad dibunuh oleh
istrinya sendiri, Tulaihah dan Sajad lari dan menyembunyikan diri.
"PEMBERANTASAN KAUM MURTAD PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Berita
kewafatan Rasulullah SAW, berakibat menggoyahkan iman bagi orang-orang
islam yang masih tipis imannya, Banyak orang menyatakan dirinya keluar
dari Islam (Murtad), Tidak mau lagi shalat dan tidak mau lagi membayar
zakat, bahkan ada beberapa daerah yang memisahkan diri dengan pemerintahan
pusat di Madinah, sedangkan daerah-daerah yang masih setia pada saat
itu adalah
Madinah, Mekah dan Thaif. Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pada
saat itu berunding dengan para sahabat yang lain dalam menghadapi dan
mencegah makin bertambah banyaknya kaum murtad, Mereka sepakat untuk
menyeru kepada kaum murtad agar bertaubat, jika tidak mau sadar dan
bertobat, maka mereka akan dihadapi dengan menggunakan kekerasan. Usaha
lemah lembut untuk menyeru dan menyadarkan kaum murtad dari
pemerintahan Islam di Madinah itu mereka abaikan dan tidak mereka
hiraukan, Karena mereka kaum murtad merasa
didukung oleh kekuatan besar kurang lebih 40.000 orang. Terjadilah
sebuah peperangan yang ketika itu kaum muslimin pun menghadapi mereka
dengan pasukan yang besar pula, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengirim ekspedisi
dibawah pimpinan Ikhrimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin Hasnah, Amru bin
Ash, dan khalid bin Walid. Tindakan tegas kaum muslimiin itu dapat
melumpuhkan kekuatan kaum murtad, Sehingga mereka kembali menta'ati
perintah syariat Islam. Islam dibawah kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq
berhasil dalam usaha
pemberantasan kaum murtad ini, sehingga wilayah Islam utuh kembali.
"MENGHADAPI KAUM YANG INGKAR DAN TIDAK MAU MEMBAYAR ZAKAT PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Pada
saat itu banyak sekali diantara kaum muslimin yang pemahaman mereka
terhadap hukum Islam belum mendalam dan imannya masih tipis, Mereka
beranggapan bahwa kewajiban berzakat hanya semata-mata untuk Nabi
Muhammad SAW, Karena nabi telah wafat, maka mereka menganggap bebaslah
mereka dari kewajiban untuk membayar zakat, padahal zakat adalah salah
satu rukun Islam yang harus ditegakkan. Abu Bakar Ash-Shiddiq
bermusyawarah dengan para sahabat yang lain untuk menentukan cara
menghadapi kaum ingkar dan yang enggan membayar zakat ini, Meskipun
keputusan musyawarah itu tidak bulat, Abu Bakar tetap teguh pada
pendiriannya bahwa kewajiban zakat harus dilaksanakan. mereka yang
membangkang harus diperangi. Sebelum pasukan muslimin dikerahkan, Abu
Bakar terlebih dahulu mengirimkan surat kepada para pembangkang agar kembali
ke Islam. namun sebagian besar mereka tetap bersikeras dan menolaknya. Oleh karena itu, Pasukan muslimin pun dikerahkan kembali dan dalam waktu yang
relatif singkat pasukan Abu Bakar telah berhasil dengan kemenangan
gemilang. Dengan berhasilnya kaum muslimin ini, keadaan negara Arab
kembali tenang, dan suasana umat Islam pun kembali damai, seluruh
kabilah taat kembali membayar zakat sebagaimana pada masa Kepemimpinan
Rasulullah SAW.
"MENGUMPULKAN AYAT-AYAT ALQUR'AN DIMULAI PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Akibat
peperangan yang sering dialami oleh kaum muslimin pada saat itu, banyak
dari para penghafal Al-Qur'an (Hafidz) yang gugur sebagai syuhada
dalam medan pertempuran, Jumlahnya tidak kurang dari 70 orang sahabat,
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan umat Islam serta kecemasan
dihati Umar bin Khattab akan kehilangan ayat suci Al-Qur'an. Maka
dinasehatkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq agar ayat-ayat Al-Qur'an
dikumpulkan, Atas saran dari Umar bin Khattab, Pada awal 13H Abu
Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan
ayat-ayat Al-Qur'an menjadi Mushaf. Mengingat dahulu berserakan dan
terpisah-pisah karena tersimpan dalam dada para penghafal Al-Qur'an pada
saat itu, Bahkan ada yang di tulis di atas batu, kain, tulang dan lain
sebagainya.
"FAKTOR KEBERHASILAN MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Bukti
sejarah menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan dan kepemimpinan Abu
Bakar Ash-Shiddiq memang banyak menuai keberhasilan, baik keberhasilan
internal maupun keberhasilan eksternal. pada sisi internal adalah,
beliau telah berhasil meyelesaikan konflik (Permasalahan) antar umat
Islam dan menjaga kesatuan islam. Pada sisi eksternalnya adalah, Beliau
berhasil memperluas wilayah Islam sebagai wujud penyebarluasan ajaran
Islam. keberhasilan ini diantaranya dilatar belakangi oleh faktor
pembangunan penata ulang dibidang akhlaq, politik, pertahanan, dan keamanan.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu
memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat lain
untuk ikut berbicara dalam berbagai masalah sebelum mengambil keputusan
melalui forum musyawarah. Hal ini yang mendorong para tokoh sahabat
khususnya, dan umat Islam umumnya, untuk berpartisipasi aktif dan
melaksanakan berbagai keputusan yang dibuat.
"DETIK-DETIK AKHIR KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"
Abu
Bakar Ash-Shiddiq hanya sebentar memegang kendali pemerintahan Islam
atau menjadi Khalifah setelah Rasulullah SAW. Pada suatu hari beliau
berniat untuk mandi, Udara amat dingin mencekam, Suhu tubuhnya tiba-tiba
memanas, dan terlintaslah didalam pikirannya, jangan-jangan ajalnya
sudah dekat??. Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian mempunyai niat untuk
menetapkan pengganti setelahnya, sebelum ajal benar-benar menjemputnya.
Lalu kemudian beliau meminta Abdurrahman bin Auf untuk datang
menemuinya, Ketika Abdurrahman bin Auf datang menemui, kemudian Abu
Bakar bertanya tentang pribadi Umar bin Khatab, Abdurrahman bin Auf
menjawab.
.............."Ya, Umar bin Khattab itu memang lebih tepat untuk menjadi
khalifah setelah Abu Bakar, tetapi ia (Umar bin Khattab) terlalu
keras............. "Kemudian Abu Bakar pun menjawab kembali pemaparan
Abdurrahman bin Auf ...................... "Umar bin Khattab keras karena melihatku lunak,
Kalau urusan ini sudah berada di tangannya, insya Alloh ia akan menjadi
lunak".
.................. Setelah itu, kemudian Abu Bakar pun memanggil beberapa sahabat
yang lainnya, baik dari kaum Anshar maupun Muhajirin guna memusyawarahkan
calon pengganti khalifah berikutnya (Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq).
Semua sahabat pun setuju untuk mengangkat Umar bin Khattab sebagai
pengganti Abu Bakar kelak. Setelah semuanya bubar, Abu Bakar meminta
Utsman bin Affan untuk menuliskan surat wasiat mengikuti apa yang
diucapkannya. Abu Bakar berkata:
"Tuliskan Bismillahirrahman nirrahim,
Inilah janji yang diminta Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada umat Islam" ......tiba-tiba......
Abu Bakar pingsan, Namun Utsman bin Affan tetap meneruskan
tulisannya: .......... "Sesungguhnya aku mengangkat Umar bin Khattab
sebagai penggantiku atas
kalian, dan aku tidak mengabaikan kebaikan untuk
kalian." ................ Setelah
beberapa saat kemudian, Abu Bakar tersadar kembali, lalu meminta Utsman
untuk membacakan apa yang dia tulis. Mendengar apa yang dibaca Utsman
bin Affan, Abu Bakar bertakbir dan kemudian berkata:
" Wahai Sahabatku
Utsman bin Affan, sepertinya Engkau menghawatirkan aku tadi, mungkin
engkau mengira aku meninggal, sehingga engkau khawatir umat islam akan
berselisih (kalau tidak ada nama yang tertulis) sehingga engkau
melanjutkan penulisan walaupun aku belum mengucapkannya, benarkah itu
wahai sahabatku?"
tanya Abu Bakar, dan Utsman bin Affan pun
mengiyakannya. Dari mulai saat itu panas Abu Bakar makin meningkat,
badannya semakin lemah, dan sakitnya mulai terlihat mengkhawatirkan para
sahabat. Ketika Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A merasa
ajalnya semakin dekat. Beliau memanggil putri tercintanya (Ummul
Mukminin) Siti Aisyah R.A, dan berkata kepada putri tercintanya dengan
ucapan yang penuh rasa kasih dan kebijaksanaan:
"Wahai Aisyah, Aku
telah diserahi urusan oleh kaum mukminin dan saat ini sudah tidak ada yang
tersisa sedikit pun dari harta kaum muslimin di tanganku, kami telah
makan makanan yang sederhana dan yang keras-keras pada perut kami, dan
kami memakai pakaian yang sederhana dan kasar pada punggung kami, Yang
tersisa dari harta kaum muslimin pada diriku saat ini adalah unta untuk
mengairi ladang, seorang pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai
permadani yang usang. Kalau aku wafat, kirimkan semua itu kepada Umar
bin Khattab karena aku tidak ingin menghadap Allah SWT padahal masih ada
sedikit harta kaum muslimin di tanganku''.
Tepatnya pada hari Senin
22 Jumadil Akhir 13 Hijriyah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, dan pada
detik-detik terakhir hidupnya, Abu Bakar sempat menuliskan sebuah wasiat
yang diabadikan sejarah, yang kurang lebih, Demikian isinya:
"Bismillahir
Rahman Nirrahim, Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah, pada akhir
hayatnya dengan keluarnya dari dunia ini, untuk memasuki akhirat dan
tinggal di sana. Di tempat ini orang kafir akan percaya, orang durjana
akan yakin, dan orang yang berdusta akan membenarkan. Aku menunjuk
penggantiku yang akan memimpin kalian yaitu Umar bin Khatab. Patuhi dan
taati dia. Aku tidak mengabaikan segala yang baik sebagai kewajibanku
kepada Allah SWT, kepada Rasulullah SAW, kepada agama , kepada diriku,
dan kepada kamu sekalian. Kalau dia berlaku adil, itulah harapanku, dan
itu pula yang kuketahui tentang dia. Tetapi kalau dia berubah, maka
setiap orang akan memetik hasil dari perbuatannya sendiri. Yang
kuhendaki ialah setiap yang terbaik dan aku tidak mengetahui segala yang
ghaib. Dan orang yang zalim akan mengetahui perubahan yang mereka
alami."
Subhanallaah.., itulah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq
R.A, Salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang menjadi khalifah setelah
wafatnya Rasulullah SAW. Betapa indah dan agungnya akhlak beliau. Bahkan
sebelum wafat, beliau periksa terlebih dahulu apakah masih ada yang
tersisa harta umat yang diamanahkan kepadanya. Ketika masih tersisa
beliau perintahkan kepada putri tercintanya Siti Aisyah R.A, "untuk
diserahkannya kepada Sayyidina Umar bin Khattab (Sebagai penggantinya)
agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan umat".
Hal itu dilakukan, karena beliau sangat khawatir jika wafat dan
menghadap kepada Allah SWT, ternyata di tangannya masih ada harta umat
yang belum diserahkan kembali kepada umat. Itulah sebabnya mengapa Islam
sangat berjaya pada masa itu, pemimpinnya sedikit pun tidak punya niat
dalam hati mereka untuk memanfa'atkan jabatan yang diamanahkan kepadanya
dalam rangka memperkaya diri sendiri, tidak ada niat sedikit pun untuk
bertindak korupsi, tidak sedikit pun memiliki niat untuk menyalah
gunakan kekuasaannya, yang salah dikatakan salah dan yang benar
dikatakan benar. Tidak berlaku dzholim terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Justru rakyat sangat diperhatikan dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan
rakyat lebih didahulukan dibandingkan dengan kebutuhan pribadi.
"Semoga
Amal Ibadah beliau diterima Allah SWT, dan ditempatkan ditempat terbaik
disisi Allah SWT, Yaitu Surga yang penuh dengan kenikmatan" Amin Ya
Robbal 'alamin...
Demikian artikel singkat tentang "Sejarah Ringkas Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A''
Mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya, Mohon ma'af atas segala
kekurangan dan kesalahan yang terdapat didalamnya, selalu Ane tunggu dengan senang hati semua Saran dan
Masukannya dari semua sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi (B&B) khususnya untuk perbaikan dan kemajuan blog sederhana ini. Wabillahi Taufik Walhidayah.
Wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Bandung, 22 Desember 2014
No comments:
Post a Comment