Friday, December 26, 2014

Sejarah Ringkas Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq

# IMG

Sejarah Ringkas Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq


Assalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi (B&B) yang berbahagia. Sebelumnya Marilah bersama2 kita panjatkan Puji Syukur kita hanya Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Nikmat dan Karunia Nya yang mana Alhamdulillahi Robbil 'Alamin khususnya Ane pada saat ini masih diberikan kesempatan untuk bisa Berbagi dan Bersilaturahmi melalui Blog sederhana ini, Sholawat serta Salam mudah2an senantiaasa tercurah limpahkan kepada Junjunan kita tercinta baginda Nabi Muhammad SAW, Beserta kepada Para Keluarga, Para Sahabat, dan Seluruh Pengikut setia Nya hingga Akhir Zaman, Amin Ya Robbal 'alamin.



Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi (B&B) yang di Rahmati Allah SWT, Bagi Seluruh Umat islam didunia ini, Tentunya siapa sih yang tidak pernah mendengar nama "Abu Bakar Ash-Shiddiq". Beliau adalah salah satu dari sahabat Nabi yang dimuliakan Rasulullah SAW, salah satu diantara Khulafa-ur Rasyidin (Sahabat nabi yang pernah ditunjuk untuk memimpin umat islam) setelah Nabi Muhammad SAW wafat, dan salah satu juga dari golongan Assabiqunal Awwalun (Golongan orang terdahulu yang masuk atau memeluk agama islam). Awal mula ane Memposting artikel ini adalah karena kebetulan ane sedang membuat makalah tentang sahabat-sahabat nabi yang insya Alloh akan digunakan sebagai bahan materi pesantren kilat liburan Semester satu yang diselenggarakan pada tanggal 29 s.d 5 Desember 2014 di Masjid Agung Buahbatu Kota Bandung, dengan tujuan untuk mengisi kegiatan liburan Semester awal ditahun 2014.



Sengaja Ane Share di Blog sederhana ini dengan tujuan untuk mempermudah bagi setiap peserta SANLAT atau bagi siapa saja yang kebetulan membutuhkannya, Baiklah untuk mempersingkat waktu, hehehehehehe........ Kita langsung saja meluncur, Mudah2an artikel yang ane posting ini bermanfa'at dan tak lupa ane mohon maaf yang sebesar2nya bila didalam artikel ini terdapat banyak kekurangan atau kesalahan. Maklum ane pun masih dalam tahap belajar, hehehe... Baiklah kita mulai saja Artikel ini dengan mengucapkan Basmalah dan senantiyasa memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan Syetan dan ilmu yang tidak bermanfaat dan menyesatkan.

"SEKILAS TENTANG ABU BAKAR ASH-SIDDIQ"

Abu Bakar Ash-Siddiq adalah salah satu sahabat nabi yg bernama lengkap "Abu Bakar Abdullah, bin Abi Quhafah, bin Utsman, bin Amir, bin Mas'ud Taim, bin Murrah, bin Ka'ab, bin Lu'ay, bin Ghalib, bin Fihr At-Taiman Al-Quraisy. Dilahirkan pada tahun 573M (Tiga tahun lebih muda dari Rasullullah SAW), Ayahnya bernama Utsman (Abu Kuhafah), bin Amir, bin Ka'ab, berasal dari suku Quraisy. Sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salamah binti Sahr, bin Ka'ab, bin Sa'ad, bin Taym, bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada neneknya, yaitu Ka'ab bin Sa'ad. Pada masa jahiliyyah Abu Bakar Ash-Shiddiq barnama Abdul Ka'ab, lalu kemudian diganti oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah Kuniyahya Abu Bakar. Beliau dijuluki kuniyah Abu Bakar kerena dipagi-pagi sekali beliau telah masuk Islam. Beliau diberi gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan) karena selalu dengan segera membenarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam hal dan peristiwa, terutama pada peristiwa Isra' Mi'raj yang pada saat itu banyak sekali orang tidak percaya pada peristiwa tersebut.



Perihal Segi Fisikal Abu Bakar Ash-Shiddiq, Menurut riwayat dari putrinya, Siti Aisyah R.A (Ummul Mukminin & Istri Rasulullah SAW) bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq berkulit putih, badannya kurus, pipinya tipis, mukanya kurus, matanya cekung, dan berkening lebar. Sedangkan perihal ahlaknya, menurut Ibnu Hisyam beliau terkenal sebagai seorang pemurah, ramah, dermawan, tegas, pandai bergaul dan suka menolong.



Abu Bakar merupakan salah satu dari golongan orang yang pertama masuk Islam ketika Islam mulai didakwahkan Rasulullah SAW. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal kepribadian, keagungan, dan akhlaqul karimah pada diri nabi Muhammad SAW. Setelah Abu Bakar masuk Islam, ia tidak segan2 untuk mempertaruhkan segenap jiwa, raga, dan harta bendanya untuk Islam. Tercatat dalam sejarah, dia pernah membela mati-matian nabi tatkala nabi disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasulullah SAW berhijrah, setia dan berani dalam setiap peperangan islam, juga membantu kaum yang lemah dan memerdekakannya (diantara budak yang dimerdekakannya adalah Bilal bin Rabah) dan masih banyak lagi akhlaq terpuji Abu Bakar lainnya yang tidak mungkin bisa dituliskan secara lengkap dalam artikel ini, karena sesuai dengan judulnya, ini hanya sejarah ringkasnya saja, hehehehe........ Okeee.... Kita lanjut lagi sob...!!??.



Abu Bakar juga mempunyai sifat sabar, berani, tegas, dan bijaksana. Sehingga karena kesabaran dan kebijaksanaannya inilah banyak sahabat lain yang masuk Islam karena ajakannya, seperti: Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah bin Mas'ud, dan Arqom bin Abil Arqom.



Pada saat peperangan di Ajnadain negeri syam berlangsung, Abu Bakar Ash-Shiddiq menderita sakit, Sehingga ia tidak bisa mengikuti peperangan tersebut. Sebelum Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, Beliau telah berwasiat kepada para sahabatnya, bahwa khalifah (Pemimpin) pengganti setelah dirinya adalah Umar bin Khattab, hal ini dilakukan guna menghindari perpecahan diantara kaum muslimin. Beberapa saat setelah Abu Bakar wafat, para sahabat langsung mengadakan musyawarah untuk menentukan khalifah selanjutnya. telah disepakati dengan bulat oleh umat Islam bahwa Umar bin Khattab yang akan menjabat sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar, piagam penetapan itu ditulis oleh Abu Bakar sebelum wafat. Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari (632 – 634 M), Khalifah Abu Bakar wafat pada tanggal 21 jumadil Akhir tahun 13 H (22 Agustus 6034 M).

"PROSES PERALIHAN KHALIFAH / KEPEMIMPINAN ISLAM DARI ROSULULLAH SAW KEPADA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Berita kewafatan Rasulullah SAW sangat menggemparkan umat islam saat itu, Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai berita itu. Karena dalam shalat shubuh sebelum berita wafatnya Rasulullah SAW tersiar, beliau (Rasulullah SAW) masih hadir di masjid, Berita itu dianggap desas-desus untuk mengacaukan kaum muslimin. Umar bin Khattab sendiri termasuk salah seorang yang tidak mempercayai berita wafatnya Rasulullah SAW tersebut. Ketika Abu Bakar mendengar berita tersebut, Abu Bakar langsung datang kerumah Rasulullah SAW dan menyaksikan Sendiri Rasulullah SAW telah terbujur ditunggui oleh Siti Aisyah, Ali bin Abi Thalib serta beberapa orang kerabat dekat beliau, ucapan Abu Bakar yang keluar ketika melihat jenazah Rasulullah SAW saat itu adalah: 



"Alangkah baiknya anda hidup dan alangkah baiknya pula ketika anda wafat ya Rasulullah"



Pada saat itu terjadi sebuah peristiwa besar dimana umat islam dan para sahabat merasa kehilangan pegangan dan pemimpin, dan menganggap semua itu adalah bencana besar bagi dunia, bahkan Umar bin Khattab pun sempat berpikiran seperti itu, Salah satu diantara Sahabat yang masih terlihat sabar, menerima dengan penuh keikhlasan dan ketawakalan akan kenyataan ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah salah satu dari Sahabat Nabi SAW yang terhitung paling sabar, tawakal, pandai, pintar, dan dalam dari segi keilmuannya, sehingga berkat nasihat Abu Bakar Ash-Shidiq pulalah kaum muslimin dan para sahabat bisa ditenangkan dari peristiwa wafatnya Rasulullah SAW dengan ucapannya :



 "Sesungguhnya Rasulullah SAW bukanlah meninggalkan umatnya melainkan lebih dahulu pergi menghadap Allah SWT, Rasulullah adalah seorang manusia biasa yang dikenakan beberapa hukum dan ketentuan Allah yang berlaku kepada setiap manusia, seperti: Lapar, haus, mengantuk, sakit, bahkan wapat / kematian"



Begitulah nasihat singkat Abu Bakar Ash-Shiddiq yang bisa menenangkan hati, menghilangkan kecemasan para sahabat dan kaum muslimin saat itu, tentunya semua itu tidak tidak akan terjadi bila tidak ada izin, keridhoan, hidayah, taupik, dan pertolongan Allah SWT.



Abu Bakar Ash-Shiddiq dibai'at (dilantik / disyahkan) sebagai Khalifah pertama pada tahun 11 H (632 M). Sepak terjang dan pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu Bakar ketika dia diangkat menjadi Khalifah, yang Isi pidatonya antara lain sebagai berikut:



"Wahai manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu percayakan, padahal aku bukan orang yang terbaik diantara kamu, Apabila aku melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah, luruskan aku. Kebenaran adalah suatu kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu penghianatan. Orang yang lemah diantara kamu adalah orang yang kuat bagiku sampai aku memenuhi hak-haknya, dan orang kuat diantara kamu adalah lemah bagiku hingga aku mengambil haknya, Insya Allah, Janganlah salah seorang dari kamu meninggalkan jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan jihad maka Allah SWT akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak menta'ati Allah dan Rasulnya, sekali-kali janganlah kamu mentaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah SWT merahmati kamu."



Pidatonya diatas, menunjukkan garis besar politik dan kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan. Didalamya terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat, mewujudkan keadilan, dan mendorong masyarakat untuk berjihad, serta menjadikan shalat sebagai salah satu bentuk dari keta'atan terhadap Allah dan Rasulnya.





"MASALAH MASALAH YANG DIHADAPI PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDiQ"

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Islam mulai tersiar sesudah kesepakatan / perjanjian Al-Hudaibiyah, Jadi enam tahun setelah peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW, yakni setelah Hawazin dan Tsaqif dapat dikalahkan, mulailah banyak utusan berdatangan mengahadap Rasulullah SAW untuk menyatakan keislaman mereka. Peristiwa ini terjadi pada tahun kesembilan Hijriyah. Fakta diatas dapat memberikan kesimpulan bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW wafat, Agama Islam belum masuk mendalam dan merata pada penduduk Arab. Diantara mereka ada yang menyatakan masuk Islam tetapi belum mempelajari ajaran Islam dengan sepenuhnya, Adapula yang masuk islam hanya untuk menghindari peperangan hanya karena takut dengan kaum muslimin, ada pula yang karena hanya ingin mendapatkan harta rampasan perang atau kedudukan. Sehingga setelah Rasulullah SAW wafat bagi orang-orang yang demikian dan yang lemah imannya, menjadi kesempatan untuk menyatakan terus terang apa yang tersembunyi dalam hati mereka, lalu menjadi murtadlah mereka. Demikian juga pada sisi sukuisme orang Arab yang bergitu kental. Islam datang diturunkan supaya orang hidup dalam satu keluarga besar, yakni keluarga Islam. Banyak orang Arab yang malihat dan menganggap bahwa agama Islam telah menjadikan suku Quraisy diatas suku-suku yang lain. Hal tersebut terbukti dari suku Quraisy yang tetap mempertahankan kekuasaan, pada masa itu, sehingga menimbulkan bertambah kuatnya gerakan-gerakan orang yang ingin melepaskan diri dari Islam dan bermunculanlah diantara suku-suku bangsa Arab orang yang mengaku dirinya Nabi, Diantara orang-orang yang mengaku dirinya Nabi ialah: Musailimatul Kazzab dari Bani Hanifah, Al-Aswad al-Ansi', Thulaihah ibnu Khuwailid dari Bani Asad, Adapula golongan yang salah menafsirkan sejumlah ayat Al-Quran atau salah memahaminya, Diantaranya adalah:



(QS. At-Taubah 103)
"Ambillah sedekah daripada harta mereka, buat pembersihkannya penghapuskan kesalahannya."



(QS al-Mi'raj 24-25)
"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).



Meraka mengira bahwa hanya Nabi Muhammad SAW sajalah yang berhak memungut zakat, karena beliaulah yang disuruh mengambil zakat pada ayat tersebut. Maka pada situasi yang demikian Abu Bakar Ash-Shiddiq bersama para sahabat dan kaum muslimin bermusyawarah untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil dalam mengatasi permasalahan dan kesulitan ini. Diantara kaum muslimin ada yang berpendapat bahwa tidak akan memerangi bangsa arab seluruhnya, Ada pula yang berpendapat bahwa tidak ada suatu alasan untuk memerangi orang yang tidak mau membayar zakat selama mereka masih tetap dalam keimanannya (masih percaya kepada Allah, Rasul dan lain-lain) dan ada pula yang berpendapat harus diperangi demi mendirikan syariat islam seperti yang telah dicontohkan Rasullah SAW. Dalam keadaan yang sulit inilah dituntut kebesaran jiwa, ketabahan hati, Kebijaksanaan, serta ketegasannya Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai Khalifah / Pemimpin. Hingga akhirnya dengan tegas Abu Bakar menyatakan bahwa beliau akan memerangi semua golongan yang menyeleweng dari kebenaran, baik yang murtad, yang mengaku menjadi Nabi ataupun yang tidak mau membayar zakat, sampai semuanya kembali pada kebenaran dan syariat islam atau beliau gugur sebagai syahid dalam memperjuangkan agama Allah. Dengan alasan beliau (Abu Bakar Ash-Shiddiq) tidak akan merubah suatu kebijakan / ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebelumnya. Pada akhirnya Abu Bakar Ash-Shidiq menyerukan kepada kaum muslim untuk kembali kepada Ajaran Islam yang benar, bagi orang-orang yang tetap berpegang teguh dengan kesesatannya maka akan diperangi. Setelah semuanya selesai dan semua masalah teratasi, tanah Arab pun bersatu kembali dan bertambah kuatlah berpegang teguh kepada syari'at islam dan ajaran Allah SWT.



Pada saat terjadi pergolakan ditengah masyarakat arab karena terjadinya beberapa peperangan tersebut, Bangsa Persia dan Romawi kembali mempunyai harapan dan rencana untuk menghancurkan agama Islam yang kembali bangkit itu. Bangsa Romawi dan Persia mendalangi pergolakan ini, serta melindungi orang-orang yang mengadakan pemberontakan islam . Oleh karena itu, setelah tanah arab kembali berhasil disatukan, Persiapan pun dilakukan kaum muslimin untuk berangkat keutara guna menghadapi dua musuh besar yang sedang menunggu waktu yang baik untuk menghancurkan Islam.

"KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Sebelum Rasulullah SAW wafat, Sebenarnya beliau telah menyiapkan pasukan tentara di bawah pimpinan Usamah bin Zaid untuk melawan dua musuh besar islam itu, Tetapi sebelum tentara Usamah bin Zaid jadi berangkat beliau Rasulullah wafat. Sebagian diantara para sahabat ada yang mengusulkan kepada Abu Bakar agar beliau membatalkan pemberangkatan pasukan tentara Usamah bin Zaid yang telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW itu dan dikirim saja untuk memerangi orang-orang yang murtad. Tetapi pada saat itu, beliau (Abu Bakar Ash-Shiddiq) menjawab "Demi Allah" saya tidak akan menurunkan bendera yang telah dipasang didirikan oleh Rasulullah SAW dan membatalkan suatu perintah yang telah disuruhkan Rasulullah SAW. disamping itu ada pula sebagian dari sahabat yang mengusulkan agar melepas Usamah bin Zaid dari jabatannya atau menggantinya dengan orang lain yang lebih tua dari padanya. Abu Bakar sangat marah saat mendengar berita itu, Lalu beliau berkata "Saya tidak akan menurunkan / menggantinya diakarenakan Rasulullah SAW sudah mengangkat dia sebagai Pemimpin pasukan tentara tersebut". Maka setelah mendengar keputusan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, berangkatlah pasukan tentara itu menyerang benteng musuh dan kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan dibawah pimpinan pasukan Usamah bin Zaid (Sesungguhnya Rasulullah SAW telah lebih dulu diberi tahu untuk sesuatu yang baik untuk agama islam dan umatnya). Dan berikut ini adalah diantara ringkasan pesan-pesan Abu Bakar Ash-Shidiq kepada para prajurit yang akan berangkat berperang yang diucapkan Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penuh kebijaksanaannya "jangan kamu khianat, janganlah kamu durhaka, janganlah kamu aniaya, janganlah membunuh anak-anak kecil dan orang tua. jangan ,merusak pohon yang berbuah, membunuh binatang kambing, unta, dan lembu kecuali untuk dimakan dagingnya".



Setelah Rasulullah SAW wafat, muncullah beberapa kesulitan-kesulitan yang dihadapi umat islam yang pada saat itu dibawah kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, diantara yang paling pentingnya adalah: Menghadapi orang-orang yang mengaku Nabi, menghadapi orang-orang Murtad, Menghadapi orang-orang yang ingin merusak dan memecah belah islam dan orang-orang yang tidak mau membayar Zakat.

"PENUMPASAN NABI PALSU PADA MASA KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Pada masa kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, ada empat orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi, Padahal islam mengajarkan dan menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Akhirul zaman, Jadi sangat mustahil akan ada nabi  lagi setelah beliau, Keempat orang yang mengaku Nabi itu adalah nabi palsu, yaitu:

  1. Musailamah Al-Kazab dari bani hanifah di yamamah,
  2. Sajah Tamimiyah dari bani tamim,
  3. Al Aswad Al Anshi dari yaman,
  4. Tulaihah bin Khuwailid dari bani saddi Nejed.



Adanya Nabi-Nabi palsu ini pasti akan membahayakan kehidupan agama dan syari'at islam, oleh karena itu Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq menugaskan pasukan islam untuk menumpas mereka dan pengikut-pengikutnya, Penumpasan itu berhasil dengan gemilang dibawah pimpinan panglima perang pasukan islam Khalid bin Walid. Musailamah dibunuh oleh Washy, Al Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri, Tulaihah dan Sajad lari dan menyembunyikan diri.

"PEMBERANTASAN KAUM MURTAD PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Berita kewafatan Rasulullah SAW, berakibat menggoyahkan iman bagi orang-orang islam yang masih tipis imannya, Banyak orang menyatakan dirinya keluar dari Islam (Murtad), Tidak mau lagi shalat dan tidak mau lagi membayar zakat, bahkan ada beberapa daerah yang memisahkan diri dengan pemerintahan pusat di Madinah, sedangkan daerah-daerah yang masih setia pada saat itu adalah Madinah, Mekah dan Thaif. Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pada saat itu berunding dengan para sahabat yang lain dalam menghadapi dan mencegah makin bertambah banyaknya kaum murtad, Mereka sepakat untuk menyeru kepada kaum murtad agar bertaubat, jika tidak mau sadar dan bertobat, maka mereka akan dihadapi dengan menggunakan kekerasan. Usaha lemah lembut untuk menyeru dan menyadarkan kaum murtad dari pemerintahan Islam di Madinah itu mereka abaikan dan tidak mereka hiraukan, Karena mereka kaum murtad merasa didukung oleh kekuatan besar kurang lebih 40.000 orang. Terjadilah sebuah peperangan yang ketika itu kaum muslimin pun menghadapi mereka dengan pasukan yang besar pula, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengirim ekspedisi dibawah pimpinan Ikhrimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin Hasnah, Amru bin Ash, dan khalid bin Walid. Tindakan tegas kaum muslimiin itu dapat melumpuhkan kekuatan kaum murtad, Sehingga mereka kembali menta'ati perintah syariat Islam. Islam dibawah kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil dalam usaha pemberantasan kaum murtad ini, sehingga wilayah Islam utuh kembali.

"MENGHADAPI KAUM YANG INGKAR DAN TIDAK MAU MEMBAYAR ZAKAT PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"




Pada saat itu banyak sekali diantara kaum muslimin yang pemahaman mereka terhadap hukum Islam belum mendalam dan imannya masih tipis, Mereka beranggapan bahwa kewajiban berzakat hanya semata-mata untuk Nabi Muhammad SAW, Karena nabi telah wafat, maka mereka menganggap bebaslah mereka dari kewajiban untuk membayar zakat, padahal zakat adalah salah satu rukun Islam yang harus ditegakkan. Abu Bakar Ash-Shiddiq bermusyawarah dengan para sahabat yang lain untuk menentukan cara menghadapi kaum ingkar dan yang enggan membayar zakat ini, Meskipun keputusan musyawarah itu tidak bulat, Abu Bakar tetap teguh pada pendiriannya bahwa kewajiban zakat harus dilaksanakan. mereka yang membangkang harus diperangi. Sebelum pasukan muslimin dikerahkan, Abu Bakar terlebih dahulu mengirimkan surat kepada para pembangkang agar kembali ke Islam. namun sebagian besar mereka tetap bersikeras dan menolaknya. Oleh karena itu, Pasukan muslimin pun dikerahkan kembali dan dalam waktu yang relatif singkat pasukan Abu Bakar telah berhasil dengan kemenangan gemilang. Dengan berhasilnya kaum muslimin ini, keadaan negara Arab kembali tenang, dan suasana umat Islam pun kembali damai, seluruh kabilah taat kembali membayar zakat sebagaimana pada masa Kepemimpinan Rasulullah SAW.

"MENGUMPULKAN AYAT-AYAT ALQUR'AN DIMULAI PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Akibat peperangan yang sering dialami oleh kaum muslimin pada saat itu, banyak dari para penghafal Al-Qur'an (Hafidz) yang gugur sebagai syuhada dalam medan pertempuran, Jumlahnya tidak kurang dari 70 orang sahabat, Hal ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan umat Islam serta kecemasan dihati Umar bin Khattab akan kehilangan ayat suci Al-Qur'an. Maka dinasehatkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq agar ayat-ayat Al-Qur'an dikumpulkan, Atas saran dari Umar bin Khattab, Pada awal 13H Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an menjadi Mushaf. Mengingat dahulu berserakan dan terpisah-pisah karena tersimpan dalam dada para penghafal Al-Qur'an pada saat itu, Bahkan ada yang di tulis di atas batu, kain, tulang dan lain sebagainya.

"FAKTOR KEBERHASILAN MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Bukti sejarah menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan dan kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq memang banyak menuai keberhasilan, baik keberhasilan internal maupun keberhasilan eksternal. pada sisi internal adalah, beliau telah berhasil meyelesaikan konflik (Permasalahan) antar umat Islam dan menjaga kesatuan islam. Pada sisi eksternalnya adalah, Beliau berhasil memperluas wilayah Islam sebagai wujud penyebarluasan ajaran Islam. keberhasilan ini diantaranya dilatar belakangi oleh faktor pembangunan penata ulang dibidang akhlaq, politik, pertahanan, dan keamanan. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat lain untuk ikut berbicara dalam berbagai masalah sebelum mengambil keputusan melalui forum musyawarah. Hal ini yang mendorong para tokoh sahabat khususnya, dan umat Islam umumnya, untuk berpartisipasi aktif dan melaksanakan berbagai keputusan yang dibuat.

"DETIK-DETIK AKHIR KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ"

Abu Bakar Ash-Shiddiq hanya sebentar memegang kendali pemerintahan Islam atau menjadi Khalifah setelah Rasulullah SAW. Pada suatu hari beliau berniat untuk mandi, Udara amat dingin mencekam, Suhu tubuhnya tiba-tiba memanas, dan terlintaslah didalam pikirannya, jangan-jangan ajalnya sudah dekat??. Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian mempunyai niat untuk menetapkan pengganti setelahnya, sebelum ajal benar-benar menjemputnya. Lalu kemudian beliau meminta Abdurrahman bin Auf untuk datang menemuinya, Ketika Abdurrahman bin Auf datang menemui, kemudian Abu Bakar bertanya tentang pribadi Umar bin Khatab, Abdurrahman bin Auf menjawab.



.............."Ya, Umar bin Khattab itu memang lebih tepat untuk menjadi khalifah setelah Abu Bakar, tetapi ia (Umar bin Khattab) terlalu keras............. "Kemudian Abu Bakar pun menjawab kembali pemaparan Abdurrahman bin Auf ...................... "Umar bin Khattab keras karena melihatku lunak, Kalau urusan ini sudah berada di tangannya, insya Alloh ia akan menjadi lunak".



 .................. Setelah itu, kemudian Abu Bakar pun memanggil beberapa sahabat yang lainnya, baik dari kaum Anshar maupun Muhajirin guna memusyawarahkan calon pengganti khalifah berikutnya (Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq). Semua sahabat pun setuju untuk mengangkat Umar bin Khattab sebagai pengganti Abu Bakar kelak. Setelah semuanya bubar, Abu Bakar meminta Utsman bin Affan untuk menuliskan surat wasiat mengikuti apa yang diucapkannya. Abu Bakar berkata:



"Tuliskan Bismillahirrahman nirrahim, Inilah janji yang diminta Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada umat Islam......tiba-tiba...... Abu Bakar pingsan, Namun Utsman bin Affan tetap meneruskan tulisannya: .......... "Sesungguhnya aku mengangkat Umar bin Khattab sebagai penggantiku atas kalian, dan aku tidak mengabaikan kebaikan untuk kalian." ................ Setelah beberapa saat kemudian, Abu Bakar tersadar kembali, lalu meminta Utsman untuk membacakan apa yang dia tulis. Mendengar apa yang dibaca Utsman bin Affan, Abu Bakar bertakbir dan kemudian berkata: 



" Wahai Sahabatku Utsman bin Affan, sepertinya Engkau menghawatirkan aku tadi, mungkin engkau mengira aku meninggal, sehingga engkau khawatir umat islam akan berselisih (kalau tidak ada nama yang tertulis) sehingga engkau melanjutkan penulisan walaupun aku belum mengucapkannya, benarkah itu wahai sahabatku?" 



tanya Abu Bakar, dan Utsman bin Affan pun mengiyakannya. Dari mulai saat itu panas Abu Bakar makin meningkat, badannya semakin lemah, dan sakitnya mulai terlihat mengkhawatirkan para sahabat. Ketika Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A merasa ajalnya semakin dekat. Beliau memanggil putri tercintanya (Ummul Mukminin) Siti Aisyah R.A, dan berkata kepada putri tercintanya dengan ucapan yang penuh rasa kasih dan kebijaksanaan:



"Wahai Aisyah, Aku telah diserahi urusan oleh kaum mukminin dan saat ini sudah tidak ada yang tersisa sedikit pun dari harta kaum muslimin di tanganku, kami telah makan makanan yang sederhana dan yang keras-keras pada perut kami, dan kami memakai pakaian yang sederhana dan kasar pada punggung kami, Yang tersisa dari harta kaum muslimin pada diriku saat ini adalah unta untuk mengairi ladang, seorang pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai permadani yang usang. Kalau aku wafat, kirimkan semua itu kepada Umar bin Khattab karena aku tidak ingin menghadap Allah SWT padahal masih ada sedikit harta kaum muslimin di tanganku''.



Tepatnya pada hari Senin 22 Jumadil Akhir 13 Hijriyah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, dan pada detik-detik terakhir hidupnya, Abu Bakar sempat menuliskan sebuah wasiat yang diabadikan sejarah, yang kurang lebih, Demikian isinya:



"Bismillahir Rahman Nirrahim, Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah, pada akhir hayatnya dengan keluarnya dari dunia ini, untuk memasuki akhirat dan tinggal di sana. Di tempat ini orang kafir akan percaya, orang durjana akan yakin, dan orang yang berdusta akan membenarkan. Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian yaitu Umar bin Khatab. Patuhi dan taati dia. Aku tidak mengabaikan segala yang baik sebagai kewajibanku kepada Allah SWT, kepada Rasulullah SAW, kepada agama , kepada diriku, dan kepada kamu sekalian. Kalau dia berlaku adil, itulah harapanku, dan itu pula yang kuketahui tentang dia. Tetapi kalau dia berubah, maka setiap orang akan memetik hasil dari perbuatannya sendiri. Yang kuhendaki ialah setiap yang terbaik dan aku tidak mengetahui segala yang ghaib. Dan orang yang zalim akan mengetahui perubahan yang mereka alami."



Subhanallaah.., itulah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A, Salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah SAW. Betapa indah dan agungnya akhlak beliau. Bahkan sebelum wafat, beliau periksa terlebih dahulu apakah masih ada yang tersisa harta umat yang diamanahkan kepadanya. Ketika masih tersisa beliau perintahkan kepada putri tercintanya Siti Aisyah R.A, "untuk diserahkannya kepada Sayyidina Umar bin Khattab (Sebagai penggantinya) agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan umat". Hal itu dilakukan, karena beliau sangat khawatir jika wafat dan menghadap kepada Allah SWT, ternyata di tangannya masih ada harta umat yang belum diserahkan kembali kepada umat. Itulah sebabnya mengapa Islam sangat berjaya pada masa itu, pemimpinnya sedikit pun tidak punya niat dalam hati mereka untuk memanfa'atkan jabatan yang diamanahkan kepadanya dalam rangka memperkaya diri sendiri, tidak ada niat sedikit pun untuk bertindak korupsi, tidak sedikit pun memiliki niat untuk menyalah gunakan kekuasaannya, yang salah dikatakan salah dan yang benar dikatakan benar. Tidak berlaku dzholim terhadap rakyat yang dipimpinnya. Justru rakyat sangat diperhatikan dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan rakyat lebih didahulukan dibandingkan dengan kebutuhan pribadi.



"Semoga Amal Ibadah beliau diterima Allah SWT, dan ditempatkan ditempat terbaik disisi Allah SWT, Yaitu Surga yang penuh dengan kenikmatan" Amin Ya Robbal 'alamin...



Demikian artikel singkat tentang "Sejarah Ringkas Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A'' Mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya, Mohon ma'af atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat didalamnya, selalu Ane tunggu dengan senang hati semua Saran dan Masukannya dari semua sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi (B&B) khususnya untuk perbaikan dan kemajuan blog sederhana ini. Wabillahi Taufik Walhidayah. 



Wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

 


Bandung, 22 Desember 2014

No comments:

Post a Comment