Thursday, July 23, 2015

SEJARAH RINGKAS PEREBUTAN KEKUASAAN ATAS KOTA MEKAH DAN KA'BAH OLEH QUSHAY DARI KHUZA'AH

"SEJARAH RINGKAS PEREBUTAN KEKUASAAN ATAS KOTA MEKAH DAN KA'BAH OLEH QUSHAY DARI KHUZA'AH"

Oleh: Yoki Wahidin
Bandung, Juli 2015

Assalamu 'Alaikum, Wr, Wb... Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi, ada banyak faktor penunjang keberhasilan syiar islam dan dakwah Rasulullah SAW dalam menyempurnakan risalah islam serta melenyapkan kemusyrikan dan kejahiliyahan yang telah merajalela khususnya ditanah arab pada saat itu, salah satunya adalah karena beliau Rasulullah SAW adalah salah satu dari yang dihormati dan bernasab (bergaris keturunan) mulia serta terpandang di kalangan orang-orang Quraisy dan kota Mekah, tentunya sekarang didalam benak pembaca akan muncul sebuah pertanyaan dan keingin tahuan tentang "kenapa Rasulullah SAW dihormati dan kenapa nasab Rasulullah SAW dimuliakan serta terpandang dikalangan kaum Quraisy dan orang-orang Mekah pada saat itu...!!??" Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan diatas tersebut, mau tidak mau kita harus membuka dan menelusuri kembali "SEJARAH RINGKAS PEREBUTAN KEKUASAAN ATAS KOTA MEKAH DAN KA'BAH OLEH QUSHAY DARI KHUZA'AH" karena dengan melalui artikel singkat inilah insya Allah kita akan menemukan jawabannya, Baiklah.... Untuk menghemat waktu dan energi, hehe.... kita langsung saja menuju ke artikel singkat yang telah diberi judul "SEJARAH RINGKAS PEREBUTAN KEKUASAAN ATAS KOTA MEKAH DAN KA'BAH OLEH QUSHAY DARI KHUZA'AH".

Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi, Mekah pada zaman kuno terletak digaris lalu lintas perdagangan antara Yaman (Arabia Selatan) dan Syam dekat Laut Tengah. Kedua negara ini sejak zaman dahulu telah mencapai peradaban yang tinggi, kemajuan ekonomi serta dihubungkan oleh beberapa negeri-negeri kecil disekitarnya. Dipandang dari segi geografis Mekah hampir terletak ditengah-tengah Jazirah Arabia. Oleh karena itu kabilah-kabilah Arab dari segala penjuru tidaklah terlalu sulit untuk mencapai Mekah, demikian pula sebaliknya, untuk penduduk kota Mekah, tidaklah amat susah juga buat mereka bepergian ke negeri-negeri tetangganya seperti ke Syam, Hirah dan Yaman. Oleh karena itu  Tidaklah mengherankan, apabila semangat dagang berkembang pesat dikalangan penduduk Mekah, sehingga mayoritas penduduk Mekah saat itu berpropesi sebagai pedagang (berniaga).

Dalam kota Mekah itu terdapat rumah suci yang disebut Baitullah atau Ka’bah. Bangsa Arab pada umumnya memuliakan tempat suci ini, begitu pula dengan umat islam yang lainnya. Pembangunan Baitullah ini menurut sejarah Islam dilakukan oleh Nabi Ibrahim A.S bersama putranya Nabi Ismail A.S. Nabi Ismail A.S kemudian menikah dengan penduduk Mekah dari suku Jurhum yang berasal dari Yaman dan terus menetap dikota ini secara turun temurun. Keturunan Nabi Ismail A.S ini kemudian disebut Banu Ismail atau Adnaniyyun.

Pada waktu bendungan besar Ma’rib di Arabia Selatan pecah dan menimbulkan malapetaka yang besar pada penduduknya, maka kabilah-kabilah Arab Selatan ini berbondong-bondong meninggalkan daerahnya menuju kearah utara. Di antara mereka, ada satu rombongan kabilah yang dipimpin oleh Harits bin ‘Amir yang bergelar Khuza’ah, mereka berpindah menuju ke Mekah.

Setelah sekian lama mereka tinggal dan menetap di Mekah, mereka berhasil mengalahkan penduduk Mekah (suku Jurhum) dan kemudian menjadi penguasa atas Mekah dan Ka'bah secara turun temurun dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dalam masa pemerintahan Khuza’ah inilah Banu Ismail atau Adnaniyyun berkembang biak dan berangsur-angsur mereka meninggalkan Mekah serta bertebaran kepelosok-pelosok jazirah Arab lainnya. yang masih tetap tinggal dikota Mekah dari Banu Ismail hanya suku Quraisy. Tapi mereka sama sekali tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun atas kota Mekah dan juga Ka’bah, padahal mereka adalah keturunan langsung dari Nabi Ismail A.S yang mempunyai hak dan kekuasaan atas Mekah dan Ka'bah.

Kira-kira pada abad 5M, seorang pemimpin kabilah Quraisy yang bernama Qushai berhasil merebut kekuasaan atas kota Mekah dan Ka'bah dari tangan kaum Khuza’ah, setelah berabad-abad lamanya Mekah dan Ka'bah dikuasai oleh kaum Khuza'ah. Kekuasaan yang direbutnya itu meliputi bidang pemerintahan dan keagamaan. Dengan demikian, Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahan dikota Mekah pada saat itu.

Dibidang pemerintahan, Qushai meletakkan dasar-dasar demokrasi. Dia membagi-bagi kekuasaan antara pemimpin Quraisy supaya tidak menimbulkan perpecahan antar sesama pemimpin atau penguasa dikaum Quraisy, Untuk tempat bermusyawarah para pemimpin itu, dibangunnya balai permusyawaratan yang mereka namakan “Darunnadwah”. Ditempat inilah mereka membahas dan memecahkan segala persoalan yang timbul dalam masyarakat dan kota Mekah. Ketua dari balai ini pun Qushai sendiri.

Kekuasaan dan kepemimpinan Qushai atas kota Mekah ini mendapat dukungan dari segenap kabilah-kabilah Arab. Pada masa-masa selanjutnya, nampaklah pertumbuhan kota Mekah dengan organisasinya yang sederhana itu, lebih-lebih setelah kerajaan Himyariah di Arabia Selatan mulai runtuh kira-kira pada permulaan abad ke 6M. Kesadaran bahwa kepentingan kota Mekah harus lebih diutamakan dari kepentingan suku sendiri mulai tumbuh pada penduduk Mekah saat itu. Segala sengketa antara mereka selalu dapat diselesaikan secara damai. Mereka menghindari terjadinya pertumpahan darah di daerah kota Mekah, karena mereka beranggapan hal itu berarti akan menodai kesucian kota Mekah dan Baitullah, yang sudah mereka sucikan sejak berabad-abad lamanya. 

Selain dari pada itu, merekapun sangat mementingkan ketenteraman dan keamanan kota Mekah. Setiap tahun pada bulan-bulan haji, bangsa Arab dari segala penjuru, datang berkunjung ke Mekah untuk melaksanakan suatu kewajiban agama (menunaikan ibadah haji). Tidak sedikit keuntungan penduduk Mekah dari hasil kunjungan keagamaan ini. dan tentunya kunjungan itu akan berjalan lancar bilamana keadaan kota Mekah itu selalu aman dan tenteram serta kesuciannya selalu terpelihara. Pada saat itu kaum Quraisy lah yang diberi kepercayaan oleh bangsa Arab untuk menjaga kesucian dan keamanan kota Mekah dan Ka'bah ini.

Mengenai keagamaan, sejak Qushai berhasil menggulingkan kekuasaan orang-orang Khuza’ah, dialah yang memegang pimpinan agama. Bangsa Arab mengakui, bahwa hak pemeliharaan atas Ka’bah dalam kota Mekah itu ada pada keturunan Nabi Ismail A.S Karena itu, tindakan Qushai mengambil alih kekuasaan atas Ka’bah  dari orang-orang Khuza’ah segera dibenarkan dan diakui oleh bangsa-bangsa Arab, karena Qushai adalah keturunan dari Nabi Ismail A.S. Dengan demikian, dia pun berhak menjaga, membuka dan menutup pintu Ka’bah serta memimpin upacara keagamaan dirumah suci itu. 

Setelah Qushai meninggal dunia, pimpinan dilanjutkan oleh keturunannya, Lalu sekarang pertanyaannya, apa hubungannya Qushai dengan Nabi Muhammad SAW ??. Nabi Muhammad SAW adah nabi dan rasul yang terakhir diutus Allah SWT untuk menyempurnakan risalah islam, dan menjadi petunjuk jalan keselamatan, serta menjadi panutan seluruh alam semesta. Nasab dan silsilah keturunan beliau adalah: Muhammad bin Abdulah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.bMengenai silsilah nasab Nabi Muhammad SAW setelah Adnan sampai ke Nabi Ibrahim A.S terdapat beberapa perbedaan pendapat di antara ulama sejarah islam, Adapun setelah Nabi Ibrahim A.S ke atas sampai ke Nabi Adam A.S, tidak terdapat dalil dan landasan yang bisa dijadikan pedoman. Yang pasti bahwa dari Nabi Ibrahim A.S sampai ke Nabi Adam A.S belum ditemukan nasab atau urutan silsilah yang pasti yang bisa terjamin kebenarannya.

Kakek Rasulullah Muhammad SAW adalah Abdul Muthalib, putra dari Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai, jadi dilihat dari nasabnya ini, jelaslah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah keturunan dari Qushai. Qushai adalah orang pertama yang berhasil menyatukan suku Quraisy dan mengembalikan kekuasaan atas Masjid Haram, Kota Mekah, dan Baitullah (Ka'bah) dari tangan kaum Khuza'ah. ketangan keturunan banu Ismail yang saat itu tersisa di Mekah yaitu Quraisy. Dia memiliki kedudukan yang tinggi dikalangan orang Quraisy, hingga mereka pernah berkata kepada Rasulullah Muhammad SAW setelah beliau diutus menjadi Nabi “Bangkitkan kembali Qushai dari kuburannya, karena dia adalah tokoh yang jujur dan selalu benar, kalau dia (Qushai) bersaksi atas kebenaran yang kamu bawa, maka kami pun akan menjadi pengikutmu".

Setelah Qushai meninggal, kemudian kepemimpinan digantikan oleh empat anaknya, dan anaknya yang paling menonjol ketokohannya di kalangan Quraisy adalah Abdul Manaf, dia juga yang memegang peranan untuk mengatur urusan pembagian air minum dari sumur Zam-zam.

Setelah Abdul Manaf meninggal kemudian dilanjutkan oleh anaknya Hasyim. Dialah yang paling pertama mempelopori perjalanan pada musim panas dan musim dingin. Dia dinamakan Hasyim karena dia yang menyiapkan roti untuk makanan para jama’ah haji, nama yang sesungguhnya adalah Amr.

Setelah Hasyim meninggal kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh Abdul Muththalib. Abdul Muthalib sangat mirip dengan kakeknya, Qushai dan Nabi Muhammad SAW berkata tentang silsilah keturunannya, “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari garis keturunan Ismail, dan memilih Quraisy dari garis keturunan Kinanah, dan memilih dari garis keturunan Quraisy (Bani Hasyim) dan memilih saya dai Bani Hasyim" Kesaksian tentang suci dan mulianya garis keturunan Rasulullah Muhammad SAW diakui hingga oleh musuh-musuh Islam, diantaranya Raja Romawi Heraklius. Pada suatu hari Heraklius (Raja Romawi) bertanya kepada Abu Sufyan tentang garis keturunan Nabi Muhammad SAW. Abu Sufyan berkata,“Dia (Muhammad) memiliki silsilah garis keturunan yang sangat mulia di antara kami" Karena mulianya garis keturunan Nabi Muhammad SAW maka tidak pernah ditemukan adanya musuh Allah yang mencemooh garis nasab beliau, padahal mereka selalu mencari-cari jalan dan kesempatan untuk mengotori kredibilitas dan nama baik Rasulullah Muhammad SAW.

Sahabat Berbagi dan Bersilaturahmi dengan membaca artikel singkat ini jelaslah sekarang kita mengetahui siapa itu Rasulullah Muhammad SAW dengan melihat mulia dan terhormatnya nasab dan garis keturunan beliau. Mudah-mudahan artikel singkat ini bisa sedikit menambah wawasan keislaman serta kecintaan kita terhadap Rasulullah Muhammad SAW . Amiin....

Ane cukupkan sekian dulu postingan singkat ini, Semoga bermanfa'at, Mohon ma'af atas segala kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam blog dan artikel ini, Tak lupa ane ucapkan Terimakasih yang sebanyak²nya atas waktu yang telah anda luangkan untuk mengunjungi dan memabaca artikel yang terdapat didalam blog ini, selalu Ane tunggu komentar, saran, dan masukannya dari semua sahabat (B&B) khususnya untuk kemajuan dan perbaikan blog ini. Terimakasih... Wassalamu 'alaikum Wr, Wb...

No comments:

Post a Comment