Wednesday, July 15, 2015

Renungan Singkat Memaknai Hakikat Ramadhan & 'Idul Fitri


Renungan singkat Memaknai Hakikat Ramadhan & 'Idul Fitri

Oleh: Yoki Wahidin / Yokiza'77
Bandung, Ramadhan 1436H / Juli 2015M

Assalamu 'Alaikum, Wr, Wb...

Sahabat Berbagi & Bersilaturahmi (B&B) Hari terus berganti, Waktu pun terus berlalu. tanpa terasa bulan Ramadhan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan ditahun inipun akan segera berlalu. Bulan Ramadhan akan pergi dan hari raya 'idul Fitri pun akan segera tiba dan menghampiri kita semua...

Begitu banyak yang telah dirasakan dan dilakukan, begitu banyak yang telah kita kerjakan untuk memenuhi kewajiban kita dibulan Ramadhan. Baik itu shaum, sholat tarawih, tadarus Al-Qur'an dan ibadah-ibadah yang  lainnya. Mudah-mudahan setelah satu bulan lamanya kita menahan hawa nafsu dan segala hal yang dapat membatalkan puasa dibulan ramadha dan mudah-mudahan dengan semua amal ibadah yang telah kita kerjakan dibulan ramadhan ini, akan menjadikan HATI dan PIKIRAN kita bersih, Akan membawa kita ke kehidupan dan masa depan yang lebih baik, dan akan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kita terhadap Allah SWT. Amiin Ya Robbal 'Alamiin...

Terkadang banyak diantara kita yang masih keliru dalam memaknai semua ini, manakala melihat banyak sekali uang yang dihabiskan dan dihambur-hamburkan selama bulan puasa dan hari raya 'idul fitri, Dengan alasan berbagi kebahagiaan, atau berbagi kegembiraan dalam menyambut hari fitri yang penuh dengan MAKNA dan ARTI, sementara arti dan maknanya dari RAMADHAN dan 'IDUL FITRI itu sendiri kita lupakan, kita abaikan atau tidak pernah kita cari tau.... Kata "MEBERSIHKAN HATI / MEMBERSIHKAN DIRI” hanya menjadi sekedar “UPACARA / BUDAYA / RITUAL / KEGIATAN KEAGAMAAN dan SLOGAN” semata, yang menghilangkan maksud serta tujuan dari ibadahnya itu sendiri...

Baju baru, Pakaian baru, Barang-barang baru, Berbagi THR, Mudik pulang kampung, dan menyediakan makanan khas lebaran, menjadi simbol kemenangan dan bahkan menjadi sebuah syarat untuk menyambut hari kemenangan atau hari raya 'idul fitri. Uang pun dibagikan bukan hanya sebagai pemberian yang tulus dan ikhlas tetapi juga menjadi sebuah keharusan dan kebiasaan agar mendapatkan “NILAI” di mata manusia, agar menjadi sebuah pemberitahuan bahwa kita telah sukses sehingga kita bisa membagi bagikan uang tersebut, banyak orang yang masih KELIRU MEMAKNAI berbagi kebahagiaan dihari yang fitri karena mereka melakukan semua itu bukan karena ALLAH SWT, melainkan mempunyai niat lain yang tersimpan didalam hati mereka semua, sungguh sangat disayangkan sekali.....

Pulang kampung pun bukan hanya sekedar melepas rindu atau memperkuat tali silaturahmi dan ukhuwah tetapi..... menjadi waktu yang tepat untuk pamer dan memperlihatkan atas apa yang telah diraih dan didapatkan. Barangkali.....  saya yang salah dalam beberapa hal yang barusan saya paparkan diatas, karena semua itu sah-sah saja dilakukan karena itu merupakan hak pribadi setiap orang. Pertanggung jawabannya juga bukan kepada manusia, tetapi langsung kepada Sang Maha Kuasa. Hehehe....

Sungguh sangat memprihatinkan, bila setiap kali habis Lebaran, banyak orang yang terlilit hutang, sungguh sangat memprihatinkan bila hasil dari kerja keras selama ini habis begitu saja dalam sekejap, hanya untuk mempersiapkan hari raya lebaran, hanya supaya ingin dipandang kita bisa merayakan hari lebaran, Padahal...., uang tersebut bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfa'at dalam jangka panjang. Sungguh sangat disayangkan bila kekhusuan ibadah kita dibulan ramadhan menjadi rusak bahkan sampai diabaikan hanya karena kita disibukan untuk mempersiapkan kebutuhan dalam menyambut lebaran, padahal kita tidak tahu.... Dibulan ramadhan berikutnya apakah kita masih diberikan kesempatan untuk bisa beribadah atau tidak, padahal kita tidak diberi jaminan bahwa kita akan bertemu lagi dengan bulan ramadhan berikutnya atau tidak...??!.

Saya teringat dengan sebuah cerita singkat dari seorang guru dulu ketika masih dibangku sekolah, dan katanya ini kisah nyata, pada suatu ketika dipenghujung ramadhan ketika Rasulullah SAW menyarankan kepada umatnya untuk meningkatkan kekhusuan beribadah dan mencari malam lailatul qadar pada 10 hari terakhir dibulan ramadhan,

"Ada seorang perempuan yang menangis di rumah, dan putus asa karena dia tidak mendapat pekerjaan
di bulan puasa itu, padahal sebelumnya dia tidak pernah bekerja", sebelumnya hanya suaminya saja yang bekerja, Ketika dia ditanya, kenapa dia menangis..??, Dia menjawab, “Saya tidak punya uang untuk membeli baju Lebaran",

Yang bertanya hanya bisa menarik nafas panjang dan berbicara didalam hatinya "Sebegitu pentingnyakah pakaian baru untuk Hari Raya?!" Bila memang hanya ingin menyambut hari raya 'idul fitri, bukankah tidak perlu memaksakan diri hanya untuk baju baru bukan?!. Sebenarnya ada yang lebih penting dari sekedar baju baru, yaitu mencari makna dan apa sesungguhnya tujuan dari RAMADHAN dan 'IDUL FITRI tersebut.

Yang paling membuat prihatin pada masa sekarang adalah dalam menghadapi bulan ramadhan dan perayaan 'Idul Fitri, banyak orang yang keliru bahkan sampai memperjual belikan agama Semua berlomba untuk mempersiapkan dan menyambut ramadhan dan 'idul fitri, mereka mati-matian berusaha siang dan malam untuk mencari uang, bahkan ada yang sampai menghalalkan segala macam cara hanya dengan alasan mencari uang untuk bekal bulan ramadhan dan lebaran...

Bulan ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah, rahmat, dan ampunan. Bulan yang akan menjadi penebus dosa atas segala perbuatan buruk yang telah dilakukan sebelumnya, menjadi terabaikan dan menjadi bulan yang mempunyai beban pengeluaran yang besar, 'Idul fitri yang seharusnya menjadi hari yang penuh dengan kebahagiaan dan kesucian menjadi hari yang ditakuti dan ajang lomba pamer atas apa yang telah didapatkan, bahkan tidak sedikit orang yang berharap supaya bulan ramadhan segera berlalu karena menganggap bahwa bulan ramadhan dan lebaran  itu membebankan dan harus mempunyai uang yang banyak....

Melihat dari beberapa kekeliruan dan kesalah fahaman tentang makna ramadhan dan 'idul fitri yang berkembang disebagian masyarakat sekarang ini, tentunya harus diprihatinkan dan membuat kita malu hati sendiri. Kebiasaan yang keliru ini dianggap sebagai budaya tanpa diperhatikan apa itu benar atau salah, tanpa sebuah perenungan apakah itu sudah sejalan atau tidak dengan isyarat makna yang terkandung didalamnya. Kekeliruan yang sudah menjadi budaya ini masih terdapat dalam banyak lapisan masyarakat kita karena “sudah biasa”, dan karena Kita tidak mau belajar atau merenungi  bagaimana kekeliruan dari kebiasaan dan budaya itu bisa terjadi. Untuk sedikit meluruskan kekeliruan tentang makna Ramadhan dan 'idul fitri, insya Allah disini admin akan sedikit berbagi informasi dan bersama - sama merenungi tentang makna tersimpan dibalik ramadhan dan 'idul fitri tersebut.

"MERENUNGI HAKIKAT MAKNA RAMADHAN & 'IDUL FITRI"

Dengan bertabuhnya bedug disetiap penjuru, Dengan bergemanya takbir di mana², Dengan dilaksanakannya Sholat 'idul fitri, Umat Islam melepaskan bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah, rahmat dan ampunan, dengan itu pula umat islam menyambut 1 Syawal ditahun Hijrah. Disertai harapan mudah²an berlalu nya bulan Ramadhan dan datang nya bulan Syawal itu memberikan makna dan arti yang bisa membuat manusia menjadi lebih baik lagi, kedua peristiwa ini terjadi dalam suasana bergembira dan insya Alloh dalam ridho Allah SWT.

Selama bulan Ramadhan, jiwa, ruh, dan hati umat Islam benar-benar diasah, dilatih, dibiasakan, dan diuji dengan amal-amal kebajikan, sehingga diharapkan hati mereka yang merupakan wadah ketakwaan terhadap Rabb nya semakin terbuka lebar, luas, dan bersih guna lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas keimanan serta ketakwaan nya, seperti yang sudah mereka pelajari dan lakukan selama beribadah di bulan Ramadan, Allah SWT berfirman "Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa" (QS. Al-Hujurat ayat 3).

Tujuan dari puasa dan Ramadhan adalah untuk menjadikan orang-orang yang melakukannya menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu sekalian bertaqwa”.

Dan 'Idul fitri adalah hari kemenangan besar yang akan mengembalikan manusia pada fitrahnya (kesuciannya) dimana jiwa mereka kembali bersih karena dibasuh dengan ibadah, dengan saling mema'afkan, serta dengan menyucikan rezeki yang mereka miliki (zakat).

Kembali kepada fitrah atau kesucian artinya dengan merayakan 'Idul Fitri ini kita membersihkan diri kita dari berbagai dosa dengan cara memperbanyak ibadah sepanjang bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan dan syari'at islam. Pada 'Idul Fitri inilah, manusia yang ta'at pada takdir Allah SWT meyakini untuk kembali ke fitrah nya, dengan gambaran seperti terlahir kembali. Bila kita mampu menemukan makna yang ada di hari besar ini serta menemukan arti dengan pikiran dan bahasa sederhana, 'Idul Fitri merupakan waktu yang tepat bagi manusia untuk langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik.

Kembali kepada fitrah berarti kembali kepada jati diri sebagai hamba Allah SWT yang muslim, hamba Allah SWT beriman, hamba Allah SWT yang taqwa, Jadi..., jika seorang muslim selama sebulan berpuasa, shalat tarawih, baca Al-Qur'an, shalat di masjid. Namun, setelah selesai bulan puasa tidak shalat lagi, jauh lagi dengan masjid, malas lagi membaca Al-Qur'an, Ya.... dia justru melenceng dari fitrahnya dan tujuan utama adanya bulan ramadhan, puasanya tidak berarti bagi dirinya. Dan aktifitas ibadah dibulan ramadhan hanya menjadi aktifitas tahunan atau ritual keagamaan semata.

Jika seseoang ketika bulan Ramadhan sudah shaleh secara pribadi, saleh secara sosial, memakmurkan masjid, bersilaturahim dengan banyak orang, memperbanyak ibadah, berusaha menahan hawa nafsu dan segala hal yang dapat membatalkan puasa, maka dia berada dalam kondisi yang sesuai dengan fitrah. Ketika 'Idul Fitri tiba dia termasuk orang yang menang dari perjuangan ramadhan,dan akan kembali kepada fitrahnya apabila dia mampu menguatkan, memperbaiki, dan meningkatkan semua amal ibadah yang dilakukan dibulan ramadhan itu dihari-hari setelah ramadhan itu berlalu. Secara ringkas nya orang yang menang dan yang kembali pada fitrahnya adalah, orang yang mampu menjalankan, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas ibadahnya dihari-hari setelah ramadhan berakhir, minimalnya sama dengan ibadah² yang dilakukannya ketika dibulan ramadhan.

Di hari 'Idul Fitri tiba, jiwa kita akan merasa tenang dan tenteram karena kita telah mencoba, dan berusaha memohon ampunan atas dosa² kepada Allah SWT. Dan insya Alloh... Allah SWT akan mengampuni berkat puasa Ramadhan yang telah kita lakukan karena dorongan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya diampunkan baginya apa yang telah lalu dari dosanya”.

Sesudah shalat 'Idul Fitri nanti kita akan saling meminta ma'af dan saling mema'afkan kepada keluarga, kaum kerabat dan famili, teman, tetangga dan kenalan kita dari kekhilapan, kesalahan serta perbuatan dzalim yang pernah kita lakukan terhadap mereka, agar jiwa kita benar-benar terbebas dari dosa² kepada Allah SWT dan kesalahan kepada sesama manusia. Dan dengan demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan yang sejati. Dalam surat Al-'Imran ayat 112 Allah, SWT telah berfirman:

“Mereka itu akan ditimpa kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka itu menyambung tali hubungan baik dengan Allah SWT dan tali hubungan baik dengan sesama manusia”.

Dengan menyambung tali hubungan baik dengan sesama manusia yang ditandai dengan masing-masing pribadi berani mengakui kesalahan dirinya dan berani meminta ma'af kepada orang yang lebih muda usianya dan lebih rendah pangkat dan derajatnya, serta saling mema'afkan atas semua kesalahan dan kekhilapan masing², kehidupan masyarakat pasti rukun dan damai. Persatuan dan kesatuan masyarakat yang tulus dapat kita saksikan dengan jelas. Sedang persatuan dan kesatuan yang tulus dan murni dari sesuatu bangsa itu adalah merupakan salah satu kunci dari keberhasilan dalam mencapai pembangunan lahir dan bathin.

Beberapa kebiasaan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyambut 'Idul Fitri yang patut Umat Islam contoh, yaitu:

(1). Berpenampilan Indah:
Rasulullah SAW itu saat 'Idul Fitri memakai pakaiannya yang paling baik (bukan berarti harus baju baru, ya...!!?) dan membaguskan penampilannya. Berkata Ibnul Qayyim dalam "Zadul Ma'ad": "Nabi memakai pakaiannya yang paling bagus untuk keluar (melaksanakan shalat 'id) pada hari 'Idul Fitri dan 'Idul Adha. Beliau memiliki perhiasan yang biasa dipakai pada dua hari raya itu dan pada hari Jum'at. Sekali waktu beliau memakai dua burdah (kain bergaris yang diselimutkan pada badan) yang berwarna merah, namun bukan merah murni sebagaimana yang disangka sebagian manusia, karena jika demikian bukan lagi namanya burdah. Tapi yang beliau kenakan adalah kain yang ada garis-garis merah seperti kain bergaris dari Yaman." Sedangkan salah seorang sahabat Nabi, Ibnu Umar juga biasa memakai pakaiannya yang paling bagus pada dua hari mulia tersebut.

(2). Bertakbir:
Bertakbir atau biasa kita sebut takbiran merupakan sunnah Rasul. Telah diriwayatkan bahwa, "Beliau keluar pada hari 'Idul Fitri, maka beliau bertakbir hingga tiba di tanah lapang dan hingga ditunaikannya shalat 'id. Apabila beliau telah menunaikan shalat 'id, beliau menghentikan takbir". Juga pada pagi hari 'Idul Fitri dan 'Idul Adha, Ibnu Umar mengeraskan takbir hingga ia tiba di tanah lapang, kemudian ia tetap bertakbir hingga datang imam.

(3). Mandi sebelum melaksanakan shalat 'Id:
Dari Nafi' ia berkata : "Abdullah bin Umar biasa mandi pada hari 'Idul Fitri sebelum pergi ke tanah lapang." Sedang Imam Said ibnul Musayyib berkata : "Sunnah 'Idul Fitri itu ada tiga, berjalan kaki menuju tanah lapang, makan sebelum pergi ke tanah lapang untuk melaksanakan sholat 'id dan mandi."

(4). Makan sebelum berangkat sholat 'Id:
Makan sebelum berangkat sholat 'id bukan berarti di sana tidak akan tersedia konsumsi atau panitia sholat 'id dilarang menyediakan konsumsi, tapi karena memang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Dari Anas R.A. ia berkata : "Rasulullah SAW tidak pergi ke tanah lapang pada hari 'Idul Fitri hingga beliau makan beberapa butir kurma."

(5). Mengucapkaan selamat hari raya:
Setelah sholat 'Id biasanya kita saling bersalaman dan mengucapkan selamat untuk teman yang lain. Senang dan lega rasanya sa'at kita menyalami mereka, selain itu saling mengucapkan selamat itu ternyata bisa mempererat ukhuwah juga menghapus dosa atau kesalahan yang telah kita lakukan pada teman kita itu. Ucapan yang baik serta dianjurkan sebagai ucapan selamat hari raya 'iedul fitri itu seperti apa..?? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya maka beliau menjawab: "Ucapan selamat pada hari raya, dimana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah sholat 'Id adalah "Taqobbalallahu minna wa minkum" (Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian). Ucapan itu juga yang dilakukan para sahabat Rasulullah SAW bila bertemu pada hari raya 'id.

Ketika Allah SWT menciptakan segala sesuatu pasti semuanya akan mempunyai hikmah yang bisa diambil oleh hamba² Nya, begitu juga dengan 'Iedul Fitri. Banyak sekali hikmah yang dapat kita peroleh baik yang kita sadari karena terlihat manfa'atnya langsung pada diri kita maupun yang tidak kita sadari karena mungkin memang kita terlalu lemah untuk melihat hikmah dari peristiwa itu sendiri.

Hikmah pertama dari hari raya 'iedul fitri adalah penyadaran hakikat diri sebagai hamba Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman "Dan tak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzaariyat ayat 56). Itulah sesungguhnya makna sebenarnya atas tugas kita di dunia ini. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan kita selalu merasa tidak lepas dari pengawasan Allah SWT. Jalan untuk meretas batin kita agar selalu merasa terikat dengan Allah SWT adalah dengan bertakwa kepada-Nya. 'Idul Fitri juga merupakan salah satu sarana taqwa yang bisa membawa kita kepada hakikat penghambaan. 'Idul Fitri seperti ‘alarm’ dalam rangka untuk mengingatkan jati diri kita. Selain itu 'Idul Fitri itu untuk mengembalikan kesadaran pemahaman kita kepada berbagai cobaan yang terasa berat saat bulan Ramadhan.

Hikmah kedua adalah menjadikan 'Idul Fitri sebagai sarana untuk mengeratkan kembali hubungan kita dengan Allah SWT dan manusia. Selama setahun mungkin kita telah melakukan begitu banyak kesalahan baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dan salah satu hikmah 'Idul Fitri ialah menghadirkan moment saling mema'afkan kesalahan yang telah diperbuat terutama kepada orang terdekat terlebih dahulu, kemudian kepada siapa saja baik di lingkungan rumah, sekolah atau di tempat pekerjaan. DLL...

Hikmah Terakhir 'Idul Fitri lainnya ialah membawa kita untuk semakin dekat kepada Allah SWT. Ingatkah sa'at seorang hamba berbuat dosa maka ada empat bukti kecintaan Allah SWT pada hambanya: Pertama REZEKI kita tetap mengalir meski dosa kita bertumpuk, Kedua NIKMAT yang tetap dianugerahkan-Nya seperti nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam, dan masih banyak nikmat lainnya yang tidak mungkin bisa dipaparkan lebih banyak lagi karena keterbatasan waktu pada artikel singkat ini, Ketiga Allah SWT tidak segera menyiksa hamba-Nya saat itu juga, dan yang keempat Allah SWT tidak membeberkan aib atau dosa kita didunia ini, kecuali beberapa orang yang sengaja dijadikan sebagai contoh untuk semua umat manusia.

Semua ini hanyalah perenungan dan pengalaman pribadi ane sebagai penulis artikel ini, yaitu tentang kekeliruan memaknai bulan RAMADHAN dan 'IDUL FITRI yang terjadi pada sebagian masyarakat kita ini. Semoga saja ramadhan dan 'idul Fitri kali ini benar-benar memiliki arti dan makna yang akan membuat kita lebih baik dan bisa sedikit meluruskan kekeliruan yang sudah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat kita selama ini,  dan yang paling penting adalah semoga dengan ramadhan dan 'idul fitri kali ini, akan menambah keimanan serta ketakwaan kita terhadap Allah SWT, Amin Ya Robbal 'Alamiin....

Ane cukupkan sekian dulu postingan singkat tentang MEMAKNAI HAKIKAT RAMADHAN dan 'IDUL FITRI ini, Semoga bermanfa'at, Mohon ma'af atas segala kesalahan dan kekeliruan yang terdapat artikel didalam blog ini, Tak lupa ane ucapkan Terimakasih yang sebanyak² nya atas waktu yang telah anda luangkan untuk mengunjungi dan memabaca artikel yang terdapat didalam blog ini, dan selalu Admin tunggu komentar, saran, serta masukannya khususnya untuk kemajuan dan perbaikan blog ini...

Selamat hari raya 'idul fitri 1436H / 2015M, Taqobalallahu minna waminkum, Syiyamana wasyimakaum, Ja'alanallahu minal aidin walfa idzin, Mohon maaf lahir dan bathin atas segala kesalahan dan kekhilapan yang terlakukan....

Wassalamu 'Alaikum, Wr, Wb....

Untuk melihat Daftar isi dan Postingan lainnya KLIK  http://yokiwahidin.blogspot.com/p/bersilaturahmi.html?m=1

Kembali Ke Halaman Utama KLIK yokiwahidin.blogspot.com/?m=1

No comments:

Post a Comment